
Mojokerto, 2 Oktober 2025 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Timur menggelar Sharing Session dalam rangka Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Pertemuan Kecamatan Gunung Gedangan, Mojokerto ini menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga, termasuk Jejaring Mitra Kebencanaan (JMK), BPBD, PKBI DKI Jakarta dan PKBI Jatim sendiri.
Acara yang diikuti oleh 55 peserta dari unsur pemerintah, organisasi masyarakat, akademisi, dan komunitas kebencanaan ini bertujuan memperkuat pemahaman tentang integrasi isu kesehatan reproduksi (kespro) dalam penanggulangan bencana, serta menggali praktik kolaborasi lintas sektor dalam respon bencana.

Dalam sambutannya, DED PKBI Jatim menegaskan bahwa PKBI sejak 1957 konsisten menjalankan program pemenuhan kesehatan reproduksi di 26 provinsi, termasuk 17 cabang di Jawa Timur. Selain layanan reguler, PKBI juga aktif dalam respon bencana, seperti erupsi Semeru dan banjir di Bondowoso. “Perempuan tetap memiliki kebutuhan menjaga kesehatan reproduksi meski dalam situasi bencana. Mereka tetap mengalami menstruasi, membutuhkan kontrasepsi berkala, dan layanan kesehatan lain yang tidak bisa ditunda,” tegasnya.
Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada BPBD Jatim yang melibatkan PKBI dalam Disaster Management Expo 2025, serta menekankan pentingnya jejaring agar kebutuhan kelompok rentan tidak terabaikan.

Ahmad Hidayat, Ketua JMK sekaligus DED PKBI NTB, menekankan pentingnya jejaring dalam situasi darurat. Menurutnya, kebutuhan pengungsi bersifat mendesak dan beragam, mulai dari kespro, disabilitas, hingga perlindungan anak. “Kolaborasi menjadi kunci agar layanan bisa lebih komprehensif. Jika satu lembaga tidak mampu memenuhi, jejaring dapat saling melengkapi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tantangan pengelolaan sumber daya besar saat bencana. Belajar dari pengalaman respon di Sulawesi Tengah, pengelolaan dana bantuan perlu transparansi, koordinasi, dan keterlibatan komunitas lokal agar tepat sasaran.

dr. Teza Farida, M.K.M., Manajer Klinik proCare PKBI DKI Jakarta menekankan pentingnya penerapan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) dalam kondisi bencana. Paket ini mencakup pencegahan kekerasan berbasis gender (GBV), HIV/IMS, akses ARV untuk ODHIV, layanan ibu hamil, bayi, remaja, hingga lansia. “Situasi krisis tidak menghapus kebutuhan dasar perempuan dan kelompok rentan. Justru risiko kekerasan dan diskriminasi semakin meningkat. Karena itu, layanan kespro harus disiapkan sejak fase tanggap darurat,” tegasnya.

Nafila Ikrima, S.Psi., dari Koordinator Program Anak & Remaja PKBI Jatim menekankan peran penting remaja dalam pengurangan risiko bencana. Melalui edukasi di media sosial, pendampingan sebaya, dan pemahaman PPAM, remaja bisa menjadi agen perubahan sekaligus jembatan komunikasi antara komunitas dan orang dewasa. “Remaja seringkali paling rentan secara psikologis saat bencana. Dengan pendekatan look, listen, and link, mereka bisa membantu teman sebaya mengelola stres sekaligus merujuk pada layanan profesional,” jelasnya.

Suprapto, perwakilan BPBD Jatim, menyampaikan pengalaman panjang dalam penanganan bencana, termasuk peristiwa non-alam seperti runtuhnya pesantren di Sidoarjo. Ia menekankan pentingnya sistem kluster, salah satunya kluster kesehatan, untuk memastikan kebutuhan korban dan relawan dapat ditangani cepat. “Pelaporan ke posko menjadi hal mendasar agar bantuan bisa diarahkan dengan tepat. Masyarakat pun dapat berperan melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang difasilitasi dengan dana desa,” tambahnya.
Diskusi interaktif juga membahas penanganan trauma psikologis, tantangan reintegrasi kelompok rentan, hingga kolaborasi lintas generasi dalam PRB.
Dalam pernyataan penutup, para narasumber kompak menekankan bahwa keselamatan diri adalah prioritas utama, kolaborasi jangan pilih-pilih mitra, dan perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan individu maupun komunitas. Acara ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi antar lembaga, melibatkan remaja secara aktif, serta memastikan isu kesehatan seksual dan reproduksi menjadi bagian integral dari penanggulangan bencana di Indonesia.
Kontak:
Hotline PKBI Daerah Jawa Timur
Nomor Whatsapp: +62 823-2360-2830
Email : pkbijatim@pkbi.or.id
Alamat : PKBI Daerah Jawa Timur, Jl. Indragiri No. 24, Surabaya



