Kalian pernah dengar istilah PFA? Kira-kira apa yang dimaksud PFA itu? Menurut WHO (2011), Psychological First Aid atau PFA adalah bentuk perawatan dasar yang diberikan kepada orang-orang yang mengalami tekanan akibat terjadinya bencana atau suatu kondisi krisis. Pertolongan dasar ini berupa dukungan yang diberikan kepada korban sesegera mungkin setelah terjadinya bencana, dengan metode yang praktis, tidak memaksa, serta memperhatikan nilai-nilai yang berlaku.
PFA dapat diberikan oleh siapa saja, asalkan orang tersebut sudah paham akan makna dan prinsip dalam melakukan PFA. Namun, siapa saja sih orang yang perlu kita berikan PFA?
- Orang yang mengalami kehilangan
- Orang yang mengalami peristiwa traumatis
- Orang yang berduka
- Individu yang memiliki masalah psikologi
- Individu yang berpikir bahwa dirinya akan segera meninggal
- Dan individu lainnya yang membutuhkan (Pratiwi et al., 2021).
Maka dari itu, PFA dapat diberikan kepada para korban tindakan kekerasan seksual sebagai bentuk pertolongan pertama untuk mereka. Korban kekerasan seksual sangat membutuhkan dukungan terutama dari orang-orang sekitarnya, jadi pastikan kamu memahami prinsip PFA agar dapat memberikan dukungan kepada mereka ya!
PFA ini bukanlah layanan konseling yang hanya dapat dilakukan oleh profesional saja, tetapi kita sebagai orang awam dapat melakukannya dengan tahapan-tahapan yang tepat sebagai pertolongan pertama bagi korban pelecehan seksual. Menurut World Federation of Mental Health (2016) terdapat 3 prinsip utama dalam PFA yang dapat kita lakukan sebagai orang awam yang apabila bertemu secara langsung dengan seseorang yang baru saja menjadi korban kekerasan seksual, yakni;
- Look (Lihat)
Pada tahap pertama ini, terdapat 3 hal yang paling penting dan juga mendasar yang harus dilihat oleh penyedia PFA. Apabila kita tengah berada di tempat umum, kemudian ada orang yang diduga sebagai korban kekerasan seksual, maka; pertama, kita lihat terlebih dahulu bagaimana kondisinya atau keamanannya, apakah ia sedang dikejar-kejar oleh orang yang dianggap sebagai pelaku, lalu melihat dan mencari tempat bagi kita dan korban untuk menenangkan diri sejenak. Kedua, memeriksa dengan seksama apakah korban memerlukan bantuan gawat darurat, dan terakhir memeriksa orang-orang dengan reaksi stress yang sangat serius atau memeriksa apakah korban mengalami reaksi ketidaknyamanan yang serius. ,
- Listen (Dengarkan)
Pada tahapan kedua ini, kita perlu memulai komunikasi dan membangun relasi dengan korban yang membutuhkan pertolongan dan dukungan. Pada tahap ini menjadi pendengar yang baik merupakan hal yang penting. Dengan menjadi pendengar, kita dapat memahami situasi dan kebutuhan mereka, serta kita dapat membantu mereka untuk merasa lebih tenang, sehingga kita dapat memberikan bantuan yang tepat.
- Link (Hubungkan)
Pada tahap ini, kita membantu korban untuk mendapatkan informasi dan layanan terkait masalah yang diceritakan. Tak hanya sekedar membantu mendapatkan informasi saja, tetapi juga membantu menjangkau layanan tersebut. Selain kedua jenis bantuan itu, kita hendaklah memberikan perlindungan kepada korban yang mengalami trauma. Tak lupa memberikan informasi kepada orang-orang terdekat korban seperti keluarga, teman, tetangga dll terkait kondisi korban.
Dari tahapan-tahapan tersebut, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penyedia PFA, lantas apa aja si hal-hal yang perlu diperhatikan ini? Yuk simak table dibawah ini!
DO | DON’T |
Pastikan orang yang ditolong merasa nyaman dan aman | Memaksakan kehendak tanpa memikirkan perasaan korban |
Menghargai korban dengan menyesuaikan cara bersikap serta berperilaku sepantasnya | Bersikap menghakimi korba |
Menerapkan pengetahuan dan pembelajaran yang dimiliki dengan tepat | Bertindak dengan tidak didasarkan oleh pengetahuan yang benar |
Menjaga privasi dari korban | Menyebarkan rahasia yang harus dijaga kepada orang lain |
Komunikasi dengan sopan dan santun | Mengatakan hal-hal yang dapat berdampak negatif kepada korban |
Memberi dukungan secara fisik maupun emosional | Mengabaikan emosi yang dirasakan korban |