Kediri, 22 Oktober 2024 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Jawa Timur Bersama BPBD Provinsi Jawa Timur telah sukses mengadakan edukasi Tanggap Bencana Berbasis Desa Inklusif dalam rangka peringatan Humanitarian World Day. Acara yang diselenggarakan di Balai Desa Ringinsari, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri ini bekerja sama dengan PKBI Cabang dan Youth Center Kediri, serta dihadiri oleh 100 Warga Desa Ringinsari berbagai elemen masyarakat seperti remaja, laki-laki, perempuan, Pekerja Seks Perempuan (PSP), penyandang disabilitas, dan perwakilan lembaga yang mendampingi komunitas rentan Laki Seks Laki (LSL) dan Transgender (TG). Acara ini juga melibatkan LSM Redline yang mendampingi komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan Transgender (TG).

Dalam rangkaian kegiatan yang bertajuk Talkshow Penguatan Keluarga Tanggap Bencana Berbasis Desa Inklusif, PKBI Jawa Timur menunjukkan komitmennya terhadap upaya inklusifitas dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana berbasis inklusif, khususnya di tingkat keluarga dan desa.

Rangkaian acara dimulai dengan penampilan Ludruk dari tim PPM PKBI Jawa Timur yang mengangkat tema kesiapsiagaan keluarga terhadap bencana, seperti pentingnya memiliki tas darurat dan simulasi bencana. Penampilan ini sukses menarik perhatian peserta, karena menyajikan pesan edukatif terkait pentingnya siap siaga bencana dengan cara yang ringan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Dalam acara tersebut, sambutan pertama disampaikan oleh Ibu Zahrotul Ulya, S.Kep., M.M. Direktur Eksekutif PKBI Jawa Timur, yang menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai pihak yang berkolaborasi dalam acara ini. “Terima kasih kepada PKBI Cabang Kediri, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Desa Ringinsari atas terselenggaranya kegiatan peringatan Humanitarian World Day tahun 2024 ini. Kami berharap acara ini dapat memberikan edukasi yang bermanfaat, terutama tentang kesiapsiagaan bencana yang inklusif dengan melibatkan semua pihak, termasuk komunitas rentan seperti LSL, transgender, perempuan pekerja seks, remaja, dan disabilitas,” ujar Zahrotul Ulya.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ibu Putri Eka Sejati, SST. Bd., M.Kes. sebagai pengurus PKBI Cabang Kediri, yang juga berterima kasih kepada PKBI Jawa Timur atas kepercayaan yang diberikan kepada PKBI Kediri untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Beliau juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat Desa Ringinsari menjadi keluarga yang tanggap, siap siaga, dan inklusif dalam menghadapi bencana.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Dadang Iqwandy, ST, MT. selaku Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, Pak Dadang menyampaikan terima kasih kepada PKBI Jawa Timur yang telah berkolaborasi dengan BPBD dalam kegiatan ini. Beliau juga menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan bencana, terutama di tingkat desa. Tanggap bencana merupakan kunci untuk mengurangi risiko korban jiwa, kerugian harta benda, dan dampak psikologis dalam situasi darurat.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Ibu Anis Fitria Fajarrani, S.STP, M.A.P. yang menjabat sebagai sekretaris Kecamatan Kandat, yang hadir mewakili Kepala Kecamatan. Dalam sambutannya, Bu Anis menyampaikan apresiasi kepada PKBI Jawa Timur, PKBI Cabang Kediri, dan BPBD Jawa Timur atas terselenggaranya kegiatan ini di Desa Ringinsari. Bu Anis juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan informasi yang disampaikan dalam acara ini dan menjadi keluarga yang tanggap dan siaga bencana.

Setelah rangkaian sambutan, acara dilanjutkan dengan talkshow yang dipandu oleh Ibu Shanty Natalia, SST, Bd, M.Kes. yang merupakan dosen STRADA sekaligus Pengurus PKBI Cabang Kediri. Dalam sesi talk show ini, tiga narasumber utama memberikan pemaparan mendalam mengenai aspek-aspek kesiapsiagaan bencana berbasis inklusif.

Narasumber pertama, Bapak Muhammad Agus Dewantoro, S.P.W.K. dari BPBD Jawa Timur, menyampaikan materi mengenai Strategi Penanggulangan Bencana Berbasis Desa. Dalam pemaparannya, Bapak Agus Dewantoro menjelaskan pentingnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan di tingkat desa sebagai garda terdepan dalam menghadapi bencana. Desa sebagai unit terkecil dalam struktur masyarakat memiliki peran vital untuk memastikan warganya siap dalam situasi bencana. Agus memberikan beberapa contoh desa di Jawa Timur yang berhasil mengurangi dampak bencana melalui penerapan program-program kesiapsiagaan bencana. Salah satu contohnya adalah simulasi kebencanaan secara berkala yang mengajak partisipasi seluruh warga tanpa terkecuali. Agus juga menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga lokal, dan komunitas rentan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan desa yang tanggap bencana.

Sementara itu, Bapak Sanusi, S.Pd. dari Lembaga SUAR Indonesia, menyampaikan materi tentang pelibatan kelompok rentan dalam kesiapsiagaan bencana. Bapak Sanusi memaparkan pentingnya mengintegrasikan perspektif kelompok rentan seperti LSL, transgender, penyandang disabilitas, serta perempuan pekerja seks dalam setiap tahapan penanggulangan bencana. Dia menyoroti bahwa kelompok-kelompok ini seringkali diabaikan dalam perencanaan penanganan bencana, meskipun mereka menghadapi risiko yang lebih besar akibat marginalisasi sosial. Bapak Sanusi memberikan contoh nyata dari lapangan, seperti bagaimana kelompok transgender di beberapa daerah seringkali kesulitan mengakses tempat penampungan yang aman selama terjadi bencana. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menyediakan tempat penampungan yang inklusif, dan mempromosikan pendidikan kebencanaan yang responsif gender dan inklusif untuk semua kalangan.

Materi ketiga dipaparkan oleh Bapak Ali Mustofa S. Ag., S. Pd. I, selaku Kepala Desa Ringinsari, dalam pemaparannya menegaskan komitmen pemerintah desa dalam mendukung penguatan kesiapsiagaan bencana berbasis keluarga dan masyarakat desa. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah desa, BPBD, dan PKBI dalam mempersiapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana. Bapak Ali menjelaskan bahwa Desa Ringinsari berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas warganya melalui penyuluhan dan edukasi terkait kebencanaan serta pelibatan aktif dalam simulasi kebencanaan. Ia juga menyoroti peran penting desa dalam memonitoring dan mengevaluasi langkah-langkah kesiapsiagaan yang telah dilakukan, memastikan bahwa seluruh warga, termasuk kelompok rentan, dapat terlindungi dengan baik.

Sesi tanya jawab diadakan untuk menggali lebih dalam pandangan peserta terkait inklusifitas dalam kesiapsiagaan bencana. Salah satu pertanyaan datang dari komunitas transgender yang mempertanyakan kemungkinan adanya program khusus untuk kelompok mereka dalam kesiapsiagaan bencana. Menanggapi hal tersebut, perwakilan BPBD dan SUAR menegaskan pentingnya partisipasi dari semua kelompok masyarakat, termasuk kelompok rentan, dalam seluruh tahap penanggulangan bencana.
Kegiatan ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, baik remaja, penyandang disabilitas, komunitas LSL dan transgender, perempuan pekerja seks, serta masyarakat umum. Dengan sinergi antara PKBI, BPBD, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Ringinsari diharapkan menjadi desa tanggap bencana yang inklusif dan kuat dalam menghadapi bencana di masa depan.
Kontak:
Hotline PKBI Daerah Jawa Timur
Nomor telepon: +62 823-2360-2830
Email : pkbijatim@pkbi.or.id
Alamat : PKBI Daerah Jawa Timur, Jl. Indragiri No. 24, Surabaya