Epidemi HIV telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade di Indonesia, yang mana hingga saat ini focus perhatian masih terfokus pada empat populasi kunci yaitu Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), waria (transgender), Pekerja Seks Perempuan (PSP), dan pengguna narkoba suntik (penasun). Upaya pencegahan dan pengendalian HIV sudah dijalankan sejak awal munculnya epidemi di Indonesia yang termanifestasi dalam rangkaian rencana strategi dan rencana aksi nasional baik sektor Kesehatan maupun lintas sektor. Rencana strategis HIV AIDS Nasional bertujuan untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 melalui strategi 95-95-95. Selaras dengan arah rencana aksi nasional, pemerintah dan masyarakat Indonesia bekerjasama untuk melaksanakan beragam u pencegahan dan pengendalian HIV. Kolaborasi ini melibatkan dukungan berbagai pendanaan baik dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, serta kerjasama pembangunan internasional.
PKBI Jawa Timur melalui dana dukungan dari Global Fund (GF) merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjalankan program penanggulangan HIV AIDS. Upaya yang dilakukan ialah melakukan penjangkauan dan rujukan tes HIV pada populasi kunci LSL, transgender, dan penasun di empat wilayah yang ada di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, dan Kab. Gresik. Upaya penjangkauan ini diimplementasikan kepada populasi tersebut karena terkait perilaku beresiko yang mereka lakukan (Kemenkes, 2022). Harapannya, penjangkauan ini dapat mendorong populasi kunci tersebut untuk melakukan upaya pencegahan penularan HIV dan memanfaatkan tes HIV sebagai sarana untuk mengetahui status HIVnya.
Penjangkauan merupakan bentuk intervensi perubahan perilaku yang mana berfokus pada penyediaan informasi terkait dengan HIV dan penyakit lain yang menyertai serta berbagai layanan yang tersedia di wilayah tersebut. Selain itu, didalam penjangkauan juga disertai dengan pemberian komoditas pencegahan berupa kodom dan pelicin sebagai bentuk pencegahan penularan HIV secara seksual. Sedangkan untuk populasi penasun diberikan komoditas pencegahan penularan HIV berupa jarum sutik steril dan alkohol swab. Saat ini juga sudah ada Pre-Exposure Profilaksis (PrEP) khususnya di Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo yang bisa diakses oleh populasi kunci sebagai upaya pencegahan HIV.
Pada tahun 2023, PKBI Jawa Timur berhasil menjangkau 12.506 kelompok dampingan dimana 86% nya adalah LSL, 5% transgender, dan 9% penasun di empat wilayah intervensi. Penjangkauan dilakukan oleh Petugas Lapangan (PL) secara virtual dan tatap muka. Penjangkauan secara virtual bisa dilakukan melalui aplikasi dating atau dengan membagikan informasi dan edukasi di media sosial dan grup komunitas secara intens yang kemudian berujung tatap muka. Sementara itu, penjangkauan tatap muka dilakukan oleh PL dengan mendatangi hotspot atau tempat nongkrong yang sering dikunjungi oleh populasi kunci. Setelah diberikan informasi dan komoditas pencegahanpenularan HIV, kelompok dampingan didorong dan didampingi untuk dapat mengakses tes HIV.
Dari kelompok dampingan yang telah dijangkau, sebanyak 10.240 klien telah menjalani tes HIV, 88% diantaranya ialah LSL, 4% transgender, dan 8% merupakan penasun. Tes HIV bisa dilakukan secara langsung di puskesmas, rumah sakit, maupun community base clinic (CBC) atau klinik berbasis komunitas. PKBI Jawa Timur juga memiliki klinik yang mendapat support dari Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur terkait CBC yang juga menjadi tempat rujukan tes HIV pada populasi kunci. Selain melakukan tes HIV dilayanan kesehatan, Skrining HIV Mandiri (SHM) dengan Oral Fluid test (OFT) bisa dilakukan utamanya untuk populasi kunci yang tersembunyi atau memiliki kendala dalam mengakses fasilitas layanan kesehatan. Meskipun alat ini dinilai akurat, ketika mendapati hasil reaktif pada SHM maka kelompok dampingan didorong untuk melakukan tes konfirmasi di layanan kesehatan.
Mobile VCT di rutan Gresik
Dibuktikan dari 31 kelompok dampingan yang mendapat hasil reaktif dari SHM Ketika konfirmasi dilayanan Kesehatan 100% hasilnya juga reaktif. PL juga mendorong kelompok dampingan agar segera akses ARV[QF1] (antiretroviral) untuk pengobatannya serta mengenalkan kepada Pendukung Sebaya (PS) terkait dukungan psikososialnya.
Menurut Yatim dan Atmosukarto (2022), dukungan psikososial secara umum diartikan sebagai persepsi atau pengalaman bahwa dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain. Dukungan psikososial merupakan bagian dari jaringan sosial saling membantu kewajiban. Bentuk dukungan sosial adalah sebagai berikut.
- Dukugan informasi: adanya akses informasi dan panduan yang memadai sehingga seseorang bisa mengelola masalah pribadi yang berhubungan dengan kesehatan dan HIV
- Dukungan sarana prasarana: adanya penyediaan bantuan berwujud nyata seperti bantuanga keuangan, barang-barang, serta bantuan waktu dan tenaga
- Dukungan emosional: adanya perhatian emosial dari orang lain seperti bentuk empati, rasa kepercayaan, dorongan, dan kesediaan mendengarkan cerita
- Dukungan relasi: hadirnya orang yang punya kedekatan dengan kita untuk selalu memberikan dorongan dan feedback kepada kita
Meskipun angka penjangkauan dan rujukan sudah mencapai target, namun masih menjadi tugas bersama untuk terus memberikan edukasi dan mendorong populasi kunci dalam mengakses layanan kesehatan serta memberikan dukungan psikososial yang dibutuhkan. PKBI Jawa Timur akan berupaya untuk tetap berkomitmen memberikan layanan Penanggulangan HIV AIDS secara mandiri di masa depan demi mengakhiri epidemi HIV AIDS pada tahun 2030.
Layanan PDP di Klinik Utama PKBI JATIM
Bagi Keluarga PKBI Jawa Timur yang ingin mengetahui status HIVnya dengan nyaman dan privasi aman terjaga, silahkan untuk mengakses tes VCT dan IMS Sifilis di Klinik Utama PKBI JATIM. Klinik kami beralamat di Jl. Indragiri No.24, Surabaya dengan waktu operasional untuk registrasi pasien Senin-Jumat 08.30-15.30 WIB dan Sabtu 08.30-11.30 WIB.
Daftar Pustaka
Yatim, D.I. & Atmosukarto, I.I. 2022. HIV dan Kesehatan Mental. Spiritia
Kemenkes RI. 2022. Laporan Tahunan HIV AIDS 2022. Diakses di FINAL_6072023_Layout_HIVAIDS-1.pdf (kemkes.go.id)
Spiritia. 2021. Skrining HIV Mandiri dengan Orak Fluid Test oleh Komunitas Penjangkau. Diakses di
Skrining HIV Mandiri Dengan Oral Fluid Test Oleh Komunitas Penjangkau – Spiritia