Membicarakan topik tentang kesehatan seksual dan reproduksi seringkali masih dianggap tabu di kalangan orang muda. Padahal, orang muda menjadi kelompok yang paling rentan untuk terpapar efek negatif apabila tidak memiliki kesadaran penuh pada kesehatan seksual dan reproduksi. Melansir dari data Badan Pusat Statistik 2020, jumlah penduduk usia anak muda yang masuk di kalangan milenial dan Gen Z mendominasi persentase keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, yakni 53, 81%. Sebagai generasi penerus bangsa, maka diperlukan investasi edukasi di aspek yang rentan menyerang orang muda, salah satunya mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.
Edukasi terkait kesehatan dan reproduksi kesehatan seksual di kalangan orang muda Indonesia sendiri masih memerlukan penelitian dan perkembangan lebih jauh. Sebagai entitas yang mendominasi populasi di Indonesia, adanya edukasi merata terhadap seluruh orang muda di Indonesia dapat membantu meningkatkan kesadaran pentingnya untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi.
Berdasarkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, orang muda yang pernah melakukan hubungan seksual pra-nikah berada di angka 8%, dimana yang berusia 15-19 tahun sekitar 3,6% dan usia 20-24 tahun sekitar 14%. Hubungan seksual yang dilakukan di usia muda dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan penyakit seksual seperti HIV. Risiko penularan tersebut dapat meningkat apabila tidak diikuti dengan pengetahuan akan kesehatan seksual dan reproduksi lebih lanjut.
Berdaya bersama SeBAYA
Adanya kerentanan tersebut lantas menjadi pembahasan penting oleh PKBI SeBAYA Jawa Timur sebagai basis program lembaga yang menghadirkan layanan edukasi dan konsultasi kepada orang muda terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Telah berdiri sejak tahun 1980-an, PKBI SeBAYA Jawa Timur hadir untuk memberikan pusat informasi dan layanan mengenai Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja (HKSR). Sebagai lembaga yang memberi wadah bagai orang muda untuk terlibat secara aktif membahas topik kesehatan seksual dan reproduksi, PKBI SeBAYA Jawa Timur berusaha untuk memberikan ruang bagi remaja komunitas agar tidak lagi dipandang negatif.
Priskilla Narendra Wijaya, selaku Koordinator Program Remaja dan Anak (SeBAYA) Jawa Timur memaparkan bahwa komunitas orang muda masih sering dipandang negatif, oleh karena itu Program Remaja hadir agar dapat memunculkan sisi positif orang muda melalui keterlibatannya.
‘’Orang muda dapat dengan aktif duduk bersama orang dewasa untuk saling bertukar pendapat dan ide. Dalam hal ini, Program Remaja memberikan ruang pemberdayaan bagi orang muda di isu HKSR,’’ jelas Priskilla.
Selain memberikan ruang pemberdayaan, PKBI SeBAYA Jawa Timur juga memberikan ruang konsultasi atau pendampingan yang disebut sebagai Ruang Ramah Remaja. Beberapa aktivitas juga telah dilakukan oleh PKBI SeBAYA Jawa Timur terkait pembahasan mengenai HKSR untuk orang muda, seperti edukasi ke sekolah SMP dan SMA, edukasi ke teman-teman pengungsi Sampang Syiah, menyediakan layanan konseling secara daring, hingga memberikan advokasi kepada komunitas, lembaga, atau instansi pemerintah yang erat kaitannya dengan isu HKSR.
Stop mengonsumsi berita hoaks!
Akibat dari faktor perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, kita dapat memperoleh akses pengetahuan secara lebih mudah dan luas. Sekarang, mbah google dirasa dapat memecahkan segala pertanyaan kita. Berbeda dengan zaman dulu, dimana kita harus mengeluarkan usaha lebih untuk memperoleh pengetahuan. Namun, adanya kemudahan informasi tersebut juga dapat menjadi bumerang bagi orang muda. Tantangan tersebut adalah kerentanan untuk terpapar berita hoaks.
‘’Pengetahuan HKSR yang benar belum tentu dapat tersampaikan secara tepat karena maraknya informasi hoaks yang tersebar. Contohnya berita hoaks yang memberitahukan bahwa berenang dengan lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan,‘’ ungkap Priskilla.
Oleh karena itu, sebagai orang muda, Priskilla berpesan agar kita selalu mengecek sumber informasi serta melakukan cross-check ulang terkait kredibilitas serta ketepatan berita dan informasi yang kita dapatkan.
Reproduksi yang sehat, Generasi yang kuat.
Perihal kesadaran akan HKSR di kalangan orang muda sendiri, Priskilla melihat bahwa orang muda saat ini telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi. Namun, perjalanan pekerjaan rumah kita belum selesai untuk meningkatkan lagi kesadaran dan edukasi terkait HKSR.
Masa depan Indonesia ada di tangan orang muda. Memiliki kesadaran HKSR adalah salah satu langkah awal untuk membantu orang muda meraih mimpi guna menuju masa depan yang gemilang. Kesehatan seksual dan reproduksi yang sehat adalah aset bagi generasi mendatang.
Harapan tersebut juga diutarakan oleh Priskilla, agar orang-orang muda Indonesia dapat teredukasi secara komprehensif mengenai HKSR dan saling mengedukasi satu sama lain. Priskilla juga berharap stigma negatif melalui HKSR dapat memudar. Dimulai dengan orang-orang muda yang memahami isu HKSR itu sendiri.
“Dengan memahami isu tersebut, maka stigma negatif bisa secara perlahan dapat menghilang,’’ tegas Priskilla.
Pemahaman dan kesadaran akan HKSR dapat memberikan dampak positif jangka panjang yang tidak hanya akan memberi keamanan bagi diri sendiri namun juga orang lain. Oleh karena itu sebagai orang muda Indonesia, mari bersama merakit kesadaran dan menciptakan ekosistem yang aman dan lebih terbuka terkait kesehatan seksual dan reproduksi demi membangun generasi yang kuat, sehat, inklusif, dan berkelanjutan.