Mudah tersinggung memang sering terjadi pada saat seseorang mengalami menstruasi, ini merupakan salah satu gejala dari premenstrual syndrom (PMS) atau sindrom prahaid.
Premenstrual syndrom (PMS) atau sindrom prahaid merupakan salah saatu gangguan yang paling umum terjadi pada wanita. Menurut Mery Ramadani, 2013 dalam jurnalnya berjudul Premenstrual Syndrome dikatakan bahwa sebanyak 30 – 50% dari wanita mengalami gejala PMS, dan sekitar 5% merasakan gejala cukup parah hingga berdampak besar pada kesehatan fisik dan fungsi sosial mereka. Selain itu, sebanyak 10% lainnya mengalami PMS yang sangat parah hingga menyebabkan ketidakhadiran di sekolah ataupun di tempat kerja selama 1 – 3 hari setiap bulannya.
Penyebab Premenstrual Syndrome (PMS)
Adanya penyebab premenstrual syndrome (PMS) berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya (Mery Ramadani, 2013):
- Faktor hormonal
Salah satu penyebabnya ialah ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron dimana estrogen sangat berlebih hingga melampaui batas normal sedangkan progesteron kadarnya menurun.
- Faktor psikologis
Stress sangat besar pengaruhnya terhadap premenstrual syndrome (PMS). Gejala-gejala premenstrual syndrome akan makin nyata dialami oleh wanita yang terus-menerus mengalami tekanan psikologi.
- Fakor aktivitas fisik
Kebiasaan olahraga yang kurang juga dapat memperberat premenstrual syndrome. Aktivitas fisik telah direkomendasikan untuk mengurangi keparahan premenstrual syndrome.
- Faktor kimiawi
Adanya kadar serotonin yang berubah-ubah selama siklus menstruasi, dimana aktivitas serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, kelelahan, agresif, dan lain sebagainya. Kadar serotonin yang rendah ditemukan pada wanita dengan premenstrual syndrome.
Gejala Premenstrual Syndrome (PMS)
Mery Ramadani, 2013 menjelaskan dalam jurnalnya yang berjudul Premenstrual Syndrome (PMS) adanya beberapa gejala premenstrual syndrome meliputi gejala fisik, emosi, dan perilaku.
Gejala fisik diantaranya kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu), timbul jerawat, nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah, nyeri pada payudara, gangguan saluran cerna (rasa penuh/kembung), konstipasi, diare, perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (food cravings).
Gejala emosi dan perilaku diantaranya mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, kecemasan, gangguan konsentrasi, insomnia (sulit tidur). Tidak semua tanda dan gejala di atas selalu muncul, tetapi wanita dikategorikan mengalami premenstrual syndrome jika didapatkan satu gejala emosi dan satu gejala fisik yang mengalami saat premenstruasi (6 – 10 hari menjelang menstruasi) setidaknya dua siklus berturut-turut, berdampak negatif terhadap aktivitas haran, dan gejala menghilang setelah menstruasi berakhir.
Cara Atasi Gejala PMS
Meski terkadang PMS membuat tidak nyaman dan bisa mengganggu aktivitas, tetapi gejala PMS sebenarnya bisa diatasi. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
Pola makan sehat
Saat mengalami PMS, sebaiknya makan dalam porsi sedikit tetapi lebih sering. Hindari makan dalam porsi besar, makanan tinggi gula, dan minuman bersoda. Makanan dan minuman tersebut, justru bisa meningkatkan kadar gula darah yang berujung pada suasana hati semakin buruk.
Ubah pola hidup
Cara sederhana lain tentu bisa dengan menghindari semua hal yang bisa membuat suasana hati menjadi semakin tidak menentu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara olahraga, meditasi, yoga, ataupun relaksasi lainnya. Selain itu, bisa juga dengan hal-hal yang membantu mengembalikan suasana hati, seperti mencoba memasak, membaca buku, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan catatan jangan sampai membuat gejala makin bertambah parah.
Konsumsi obat pereda nyeri
Cara selanjutnya yaitu dengan mengonsumsi obat pereda nyeri saat gejala PMS menghampiri, apalagi jika gejala tersebut sampai membuat dirimu tidak nyaman untuk beraktivitas.