Upgrading Skills Health Heroes Facilitator Jawa Timur

RISE Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Yogyakarta. RISE Foundation berfokus memberikan informasi mengenai kesehatan fisik, mental, dan finansial bagi remaja. RISE Foundation bekerja sama dengan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) untuk meningkatkan kesadaran kritis remaja dalam melihat label pangan pada makanan kemasan.mDalam kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan mengenai gizi dan label pangan kepada peserta, meningkatkan serta keterampilan peserta untuk menjadi pendidik sebaya (fasilitator) untuk isu gizi dan label makanan kemasan yang lebih sehat. PKBI Jawa Timur melalui youth center SeBAYA PKBI Jawa Timur berperan sebagai peserta pelatihan “Upgrading Skills Health Heroes Jawa Timur”. Pelatihan juga sebagai lanjutan dari pelatihan sebelumnya yaitu health heroes camp yang diselenggarakan di Yogjakarta.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu hingga Selasa pada tanggal 12–14 Maret 2023 di Hotel Kampi Surabaya. Peserta berasal dari berbagai macam daerah di  Jawa Timur khususnya surabaya dan Jember. Pada hari pertama peserta belajar lima modul. Modul pertama adalah “Aku dan Tubuhku” para peserta pelatihan belajar mengenali diri sendiri dengan merefleksikan kelebihan yang dimiliki, hal yang ingin peserta tingkatkan dan dukungan yang peserta dapatkan dengan cara menggambar tangan dan permainan yang menyenangkan. Pada modul kedua yaitu “Cintai Dirimu Sendiri” dalam modul ini peserta pelatihan belajar bagaimana cara mencintai diri sendiri dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Dengan peserta mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi peserta juga turut mencintai diri peserta sendiri.

Modul yang ketiga yaitu “Pahami Label Makanan, Lihat Lebih Dekat” peserta pelatihan belajar menganalisis satu buah makanan atau minuman dalam sebuah kelompok. Para peserta pelatihan belajar tentang anjuran konsumsi gula, garam dan lemak dalam satu hari. Anjuran konsumsi gula sebanyak 4 sendok makan, garam sebanyak 1 sendok teh, dan lemak sebanyak 5 sendok makan. Modul yang keempat berjudul “Pastikan Kamu Tahu Kandungan Apa Saja yang Kamu Makan” jadi sebelumnya peserta di anjurkan untuk memotret makan siang yang peserta makan. Kemudian peserta cek kandungannya dengan website atau aplikasi fatchecker, dengan aplikasi ini peserta bisa mengetahui perkiraan kandungan apa saja dalam makanan peserta. Modul kelima berjudul “Lihat Sepesertar, Apa yang Terjadi?” para peserta pelatihan terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok masyarakat, kelompok sekolah, dan kelompok keluarga. Dari kelompok tersebut peserta membuat pohon, pada batangnya peserta sebutkan permasalahan yang ada terkait isu gizi dan label pangan, kemudian pada akar peserta tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi, setelah itu pada daunnya peserta tuliskan dampak dan di luar gambar pohon peserta sebutkan makanan yang sering di konsumsi dalam lingkungan tersebut. Dari beberapa modul yang sudah dipelajari di hari pertama harapannya remaja dapat mengetahui batasan dan memiliki kontrol diri dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung gula,garam dan lemak yang tinggi.

Di hari kedua peserta belajar 4 modul, modul yang pertama yaitu “Suarakan Hakmu”, pada modul ini peserta terbagi dalam beberapa kelompok yaitu hak kesehatan, hak partisipasi, hak pendidikan memperoleh informasi yang komprehensif, dan hak kesejahteraan. Setiap kelompok menganalisis apakah hak tersebut sudah terpenuhi atau belum kemudian perwakilan kelompok menceritakan dan memberikan contoh dari masing-masing hak tersebut. Modul selanjutnya berjudul “Membangun Lingkungan yang Mendukung” peserta terbagi dalam beberapa kelompok yaitu masyarakat, sekolah, dan keluarga, dari modul ini peserta belajar tentang tantangan apa saja yang akan peserta dapatkan ketika memberikan edukasi kepada kelompok tersebut dan bagaimana cara peserta mengemas edukasi semenarik mungkin. Dari modul ketiga peserta belajar tentang “Pelibatan Remaja yang Bermakna” khususnya di sekolah.

Peserta juga belajar untuk advokasi kepada stakeholder tentang pentingnya label pangan dan logo pilihan lebih sehat agar tidak volunteery tetapi secara mandatory. Selanjutnya peserta menyusun “Rencana Aksi” yang akan dilaksanakan pada hari ketiga yaitu di dua sekolah yang berbeda yaitu di SMK Wachid Hasyim 2 Surabaya dan SMKN 10 Surabaya pada modul kelima. Fasilitator memulai dengan membagi peserta ke dalam tim dan tugas apa yang dikerjakan esok hari, peserta juga menyusun rencana aksi yang akan dilakukan di hari ketiga. serta mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan. peserta juga menyiapkan alat dan barang yang di siapkan untuk kegiatan di pagi hari. Hari ketiga peserta belajar untuk mengimplementasikan modul di SMK Wachid Hasyim 2 Surabaya dan SMKN 10 Surabaya dengan sasaran sejumlah 100 peserta siswa SMK.

Banyak siswa dari SMK Wachid Hasyim 2 Surabaya dan SMKN 10 Surabaya yang mengeluhkan dan kesulitan jika setiap membeli produk pangan harus menghitung dan membawa kertas yang cukup ribet. Hadirnya aplikasi health heroes nutrihunt untuk menjawab salah satu pertanyaan tersebut. Cukup scan makanan atau minuman yang akan peserta konsumsi peserta akan mengetahui secara langsung kandungan apa yang ada di dalamnya. Para siswa merasa senang terlebih poin yang di hasilkan dalam permainan tersebut dapat di tukarkan dengan uang elektronik. Hal itu tentu membuat siswa bersemangat untuk semakin banyak scan makanan kemasan. Para siswa menyampaikan terbantu dengan adanya kegiatan ini sebab mereka dapat mengenali diri sendiri mencintai dan menghargai diri sendiri serta tau batasan dan meningkatkan kontrol diri mereka ketika hendak mengkonsumsi makanan. Para siswa juga berkomitmen untuk menyebarkan informasi yang mereka dapatkan kepada teman-teman mereka yang tidak mengikuti sosialisasi.

    Write a comment