Menguatkan Diri melalui Rindu : Refleksi Santriwati Pondok Pesantren dalam Menghadapi Homesick

Sidoarjo, 13 Maret 2025 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Timur, bekerja sama dengan Mahasiswa/i MBKM BKI UINSA, menyelenggarakan program edukasi dan penyuluhan dengan tema “Rindu yang Menguatkan dan Menemukan di Tengah Kerinduan.” Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi pada 51 santriwati Pondok Pesantren di Sidoarjo. Dalam kehidupan, seringkali seseorang harus meninggalkan keluarga dan rumah untuk berbagai alasan, seperti pekerjaan, pendidikan, atau faktor sosial dan ekonomi. Perpindahan tempat tinggal ini memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Orang yang mampu beradaptasi dengan baik cenderung merasa lebih sedikit stres dan cemas, serta memiliki kemampuan sosial dan emosional yang lebih baik, Menurut hollander, penyesuaian terjadi kapan saja individu menghadapi kondisi-kondisi lingkungan baru yang membutuhkan respon (Desmita, 2010)

Penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren tersebut menunjukkan bahwa santriwati mengalami homesick sebanyak 45,29% santriwati, yang disebabkan oleh rasa rindu terhadap rumah dan orang-orang terdekat, kecemasan tentang kehidupan di tempat baru, kesepian, serta kesulitan dalam beradaptasi.

Mengintegrasikan Aktivitas Positif dalam Kehidupan Pesantren melalui Media Kartu Cerita Rindu

Menurut Gagne (dalam Sadiman dkk, 2010:6) media merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Menurut Briggs (Sadiman dkk, 2010:7) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar misalnya Buku, Kartu, Film, Kaset, Bingkai dan lain-lain Menurut Djiwandono (2006: 105) ada dua kebutuhan baru yang timbul dari perilaku siswa Remaja yang pertama adalah kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain secara akrab dimana dia dapat menyampaikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiranya. Kedua kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab yang dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan kelompok sejenis

Homesick Sebuah Proses Pematangan Diri

Menurut KBBI homesickness atau homesick artinya rindu, hendak pulang kampung. Menurut Thurber & Walton, homesickness merupakan suatu keadaan distress yang disebabkan karena individu berpisah dari tempat tinggalnya. Homesickness ditandai dengan kognisi kuat tentang rumah dan hal-hal yang berkaitan dengan kelekatan terhadap objek tertentu (Lestari 2021).

Perasaan homesick merupakan hal yang sangat manusiawi. Bagi santriwati yang baru pertama kali merasakan tinggal jauh dari rumah, perasaan ini bisa sangat kuat dan mengganggu. Namun, perasaan tersebut bukanlah sebuah kelemahan, melainkan sebuah proses pematangan diri yang perlu dilalui. Homesick mengajarkan santriwati untuk lebih mandiri, lebih kuat dalam menghadapi tantangan, dan lebih peka terhadap perasaan diri sendiri. Pondok pesantren sering kali menjadi tempat yang jauh berbeda dari rumah, dengan disiplin yang ketat, aturan yang lebih rigid, dan kehidupan yang penuh dengan rutinitas. Oleh karena itu, homesick sering kali muncul karena adanya perbedaan yang signifikan antara kehidupan di rumah dan kehidupan di pesantren. Namun, perasaan rindu ini dapat menjadi kesempatan untuk menggali potensi dalam diri, menguatkan ikatan dengan Tuhan, dan mencari cara-cara baru untuk meraih kedamaian batin.

Dengan adanya integrasi aktivitas positif dalam kehidupan pesantren sangat penting untuk membantu santriwati beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengelola perasaan homesick. Salah satu cara efektif untuk mewujudkan ini adalah dengan menggunakan Permainan Kartu Cerita Rindu, sebuah metode interaktif yang dapat memberikan manfaat emosional dan sosial. Berikut adalah penjelasan bagaimana permainan ini bisa mengintegrasikan aktivitas positif dalam kehidupan pesantren.

Pada kegiatan tersebut, para santriwati melakukan relaksasi yang diawali dengan bernyanyi sambil melempar bola. Ketika nyanyian selesai, bola yang terakhir diterima akan menjadi tanda bagi santriwati untuk maju mengambil kartu cerita rindu dan membacakannya di depan teman-teman. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mereka dapat berintrospeksi mengenai perasaan rindu dan kenangan terhadap rumah, serta membantu mereka mengidentifikasi dan mengelola perasaan tersebut dengan cara yang positif. Dalam kehidupan pesantren yang memiliki ritme kegiatan padat, sering kali santriwati merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka. Permainan Kartu Cerita Rindu memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengenali dan berbagi perasaan dalam suasana yang lebih santai dan mendukung. Dengan adanya kegiatan seperti Kartu Cerita Rindu, santriwati juga belajar bagaimana mengelola emosi mereka secara mandiri. Mereka dilatih untuk lebih mengenali perasaan mereka, menerima perasaan tersebut, dan menemukan cara untuk mengatasinya tanpa merasa terlalu tergantung pada orang lain. Ini adalah langkah penting dalam membentuk ketahanan mental dan emosional yang akan sangat berguna dalam menjalani kehidupan di pesantren dan di luar pesantren.

Hasil

Berdasarkan hasil penelitian di Pondok Pesantren di Sidoarjo bahwa terdapat santriwati yang merindukan rumah dan orang-orang terdekat, merasa cemas atau khawatir tentang kehidupan di tempat baru, kesepian dan merasa kesulitan beradaptasi

Peningkatan yang terjadi pada edukasi dan penyuluhan dapat dilihat dengan membandingkan dua nilai rata-rata yang diberikan, yaitu rata-rata pertama sebesar 5.33 dan rata-rata kedua sebesar 8.69. Terjadi peningkatan sebesar 62.88% pada rata-rata yang menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam hal edukasi dan penyuluhan yang dilakukan. Ini menggambarkan bahwa ada perubahan yang cukup besar dalam kualitas atau efektivitas dari edukasi dan penyuluhan yang diukur, dimana nilai rata-rata telah meningkat lebih dari setengahnya

Bahwasannya program di edukasi dan penyuluhan dengan tema “Rindu yang Menguatkan dan Menemukan di Tengah Kerinduan” memberikan dampak wawasan yang luas, membangun kebersamaan, dan menjaga komunikasi yang sehat antar sesama, sehingga tercipta lingkungan sosial yang harmonis dan saling menguatkan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengadakan lebih banyak program edukasi yang mendukung perkembangan emosional dan psikologis santriwati di Pondok Pesantren.

Ingin bergabung dalam upaya edukasi bersama PKBI JATIM? Kami membuka peluang untuk kolaborasi yang inspiratif! Silakan hubungi kami melalui kontak yang tersedia di bawah, atau kirimkan penawaran Anda lewat email. Bersama-sama, mari kita wujudkan perubahan yang positif!

Kontributor Penulis: Mochamad Fatruldin (Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UINSA)

Kontak:

Hotline PKBI Daerah Jawa Timur: +62 823-2360-2830
Email : pkbijatim@pkbi.or.id
Alamat : PKBI Daerah Jawa Timur, Jl. Indragiri No. 24, Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan peserta didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Djiwandono, Sri EW. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lestari, Mita. 2021. “Hubungan Antara Sense of Belonging Dengan Homesickness Pada Siswa Baru Di Pondok Pesantren.” Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam 12 (1): 39–50. https://doi.org/10.15548/alqalb.v12i1.2214. Sadiman, arief dkk.2010. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

    Write a comment